-->

Makalah Tentang Bencana Alam Banjir dan Penanganannya


BENCANA ALAM BANJIR DAN PENANGANAN BANJIR
Makalah Tentang Bencana Alam Banjir dan Penanganannya


1.      Penyebab Terjadinya Banjir
a.       Perubahan kondisi lingkungan atau tata ruang (pengalihan fungsi lahan)
Banjir dapat terjadi karena kondisi lingkungan yang telah berubah menjadi tidak sesuai dengan peruntukkannya. Manusia merubah lingkungan untuk berbagai kepentingan. Sebagai contoh lahan yang seharusnya dijadikan taman kota, tetapi diganti menjadi pertokoan. Contohnya yang lain adalah wilayah yang seharusnya dijadikan daerah resapan air, tetapi banyak dibangun perumahan penduduk. Akibatnya wilayah yang harus mempunyai fungsi hidro-orologis yaitu wilayah yang mempunyai kemampuan menahan dan menyerap air ke dalam tanah menjadi berkurang bahkan menghilang. Lahan yang mempunyai fungsi hidro-orologis adalah lahan hutan, kebun campuran, dan sawah.

b.      Sampah yang menumpuk
Coba kalian bayangkan berapa banyak sampah yang kita buang setiap hari, pernahkah kalian menghitungnya? Selalu ada sampah yang kita buang setiap hari sisa makanan, botol-botol bekas, kertas, plastik pembungkus, kardus-kardus bekas, dan masih banyak jenis sampah lainnya. Sampah yang dibuang sembarangan dan dibiarkan menumpuk selain menimbulkan bau yang tidak sedap, mengundang penyakit, dapat pula menyebabkan banjir. Sampah dapat mengakibatkan saluran air tersumbat, sampah dapat mencemari sungai dan menghalangi aliran sungai. Kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah di sungai dapat mengakibatkan volume sampah di badan sungai. Akibatnya, air sungai meluap dan membanjir, pemukiman di sekitar sungai. 

c.       Rusaknya sungai di daerah aliran sungai (DAS)
Tidak sedikit daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia yang mengalami kerusakan. Untuk mengetahui tanda-tanda kekritisan air DAS tersebut sangat mudah. Lihat saja secara fisik warna air di sejumlah DAS itu, warnanya coklat, keruh, hingga kehitam-hitaman. Tanda yang lain adalah besarnya laju erosi dan sedimentasi (pengendapan oleh lumpur atau tanah) yang mengakibatkan pendangkalan sungai.
Sedimentasi pada sungai disebabkan oleh air hujan yang turun terlebih dahulu didataran tinggi yang tidak tertahan, menjadi aliran lumpur selain karena sedimentasi kerusakan sungai dan DAS di tandai oleh pendangkalan dan penyempitan sungai.

d.      Curah hujan yang tinggi
Wilayah Indonesia yang berada di khatulistiwa, diantara Benu Asia dengan Australia dan diantara Samudera Hindia dengan Samudera Fasifik mengakibatkannya mempunyai dua musim yaitu, musim hujan dan musim dingin. Indonesia merupakan wilayah bercurah hujan tinggi, sekitar 2000 – 3000 mili liter setahun.
Menurut catatan stasiun pemantau milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), di daerah Tanggerang curah hujan mencapai 339 mili meter. Sungai merupakan tempat pembuangan akhir dan air hujan, juga tidak dapat menampung aliran air hujan karena, endapan lumpur, tumpukan sampah menyebabkan volume air yang besar tersebut meluap kemana-mana dan menjadi banjir.

e.       Pemanasan Global
Perubahan iklim secara global termasuk perubahan iklim di Indonesia terjadi sebagai akibat adanya pemanasan global (global warning). Faktor pemanasan global ini semakin menyempurnakan faktor-faktor sebelumnya. Bila lahan resapan telah kritis maka air tidak akan banyak resapan ke tanah, sehingga musim kemarau tanah cepat gersang.

2.      Banjir dan Akibatnya
Kerusakan biofisik, kerugian dan penderitaan saat dan setelah banjir tidak dapat dihindari oleh masyarakat. Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan menghancurkan perumahan, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial, ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan korban jiwa. Kerugian harta benda dan hilangnya nyawa selalu menghantui masyarakat ketika musim hujan tiba kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan Pemerintah terganggunya bahkan berhenti.
Banjir juga menambah beban keuangan negara terutama untuk memperbaiki sarana prasarana umum yang rusak. Disamping kerugian yang bersifat material, banjir juga membawa kerugian non material. Sebagai contoh, total nilai kerusakan dan kerugian yang diderita masyarakat dan Pemerintah akibat banjir besar yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya awal Februari tahun 2007 lalu sekitar 5,2 Triliun Rupiah, sedangkan kerugian ekonomi mencapai 3,6 Triliun Rupiah.

3.      Pencegahan Banjir
a.       Membuat ruang hijau terbuka atau daerah resapan air.
Pembuatan situ atau danau buatan, penyediaan ruang terbuka hijau, seperti taman kota perlu dilakukan oleh Pemerintah untuk menyediakan daerah resapan air. Tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya resap air yang besar. Untuk memperbaiki sistem drainase di perkotaan, dapat pula dilakukan dengan membuat sistem drainase bawah permukaan seperti yang dilakukan Jepang.
Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Mengapa demikian? Air hujan yang semula jatuh ke atas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng selanjutnya di tampung ke dalam sumur resapan.
Dengan demikian, air hujan tidak menyebar ke halaman atau selokan dan mengurangi terjadinya limpasan permukaan. Manfaat dibuatnya sumur resapan adalah :
1.      Mengurangi limpasan air permukaan sehingga dapat mencegah banjir.
2.      Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah, sehingga dapat menjaga keseimbangan hidrologi air tanah dan mencegah intrusi (masuknya) air laut.
3.      Menurunkan konsentrasi pencemaran tanah.
4.      Mempertahankan tinggi muka tanah.
5.      Mencegah terjadinya penurunan tanah, karena air masuk mengisi pori-pori tanah.

b.      Mengelola Sampah
Apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan tidak menyebabkan banjir? Kita harus membiasakan untuk tidak membuang sampah sembarangan, kita harus membiasakan memisahkan sampah-sampah yang akan kita buang, antara sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik contohnya makanan, sayuran, atau buah membusuk. Sedangkan sampah anorganik contohnya plastik dan kaleng bekas, dapat mempermudah dalam pengelolaan sampah selanjutnya. Dapat dilakukan dengan cara penerapan 4R, yaitu Replace (mengganti), Reduce (mengurangi), Re-use (memakai), Recycle (daur ulang).
Mengelola sampah bukan hanya tanggung jawab setiap individu saja, tetapi juga harus didukung oleh Pemerintah. Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan tempat pembuangan sampah, seperti trotoar jalan atau di taman-taman. Pemerintah juga bertanggung jawab mengelola sampah agar dapat ditempat pembuangan sampah tidak dibiarkan menumpuk, kemana-mana sampai menyumbat selokan atau got.


c.       Membuat Aturan yang Jelas dan Sanksi yang Tegas
Pemerintah perlu membuat peraturan yang jelas disertai sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan yang berkaitan di lingkungan. Yang disayangkan adalah sekalipun peraturan telah ada, namun dalam hal penerapannya masih kurang. Masih banyak pelanggaran yang dibiarkan. Tindakan tegas seperti pembongkaran perlu dilakukan jika perlu dilanggar.

d.      Memberikan Pendidikan Lingkungan
Jika manusia tidak peduli terhadap kualitas dan fungsi lingkungan, maka secara otomatis lingkungan akan mengalami kerusakan. Bencana banjir yang tidak terkendali merupakan salah satu contoh dari aktifitas manusia yang mengabaikan lingkungan.
Untuk menggerakkan masyarakat agar lebih peduli lingkungan, perlu dilakukan pendidikan lingkungan baik secara formal, informal (kursus-kursus dan pelatihan), dan non formal (penyuluhan dan studi banding). Pendidikan lingkungan non formal dapat dilakukan dengan mengkampanyekan dan melakukan bimbingan tentang cinta lingkungan.

4.      Kebijakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir
a.       Pada Tahap Pra Bencana
1.      Membuat peta rawan bencana
2.      Membangun, dan memelihara sungai, tampungan air, drainase, berserta peralatan dan fasilitas.
3.      Menyusun peraturan dan menertibkan daerah bantaran sungai.
4.      Membuat peta daerah genangan banjir.
5.      Sosialisasi dan pelatihan prosedur penanggulangan banjir.
6.      Menegakkan hukum, terhadap pelanggaran pengelolaan aliran sungai.
7.      Menyediakan cadangan pangan, sandang, peralatan darurat banjir.
8.      Membuat sumur resapan.

b.      Pada Tahap Ketika Bencana
1.      Memberitahukan dini kepada masyarakat tentang kondisi cuaca.
2.      Menempatkan petugas pada pos-pos pengamatan.
3.      Menyiapkan sarana penanggulangan.
4.      Mendata lokasi dan jumlah korban bencana.
5.      Memberikan bantuan pangan, pakaian, peralatan kebutuhan lainnya.

c.       Pada Tahap Setelah Bencana
1.      Pendataan kerusakan bangunan dan fasilitas publik.
2.      Memperbaiki prasarana publik yang rusak.
3.      Membersihkan lingkungan.
4.      Mengajukan usulan pembiayaan program pembangunan fasilitas penanggulangan banjir.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Makalah Tentang Bencana Alam Banjir dan Penanganannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel