-->

Tujuan, Program Dan Pendekatan Layanan Orientasi Dan Mobilitas


TUJUAN, PROGRAM DAN PENDEKATAN LAYANAN
ORIENTASI DAN MOBILITAS
Tujuan, Program Dan Pendekatan Layanan Orientasi Dan Mobilitas


1.      Tujuan
a.      Dasar-dasar Penetapan Tujuan
Tunanetra merupakan seorang yang mengalami kerusakan penglihatannya sehingga ia dapat menggunakan matanya sebagai saluran utama dalam menerima informasi dari lingkungan. Tujuan ditetapkan atas dasar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan tingkat kemampuan fisik, tingkat akademis dan tingkat kemampuan inderanya yang masih ada dalam layanan OM penetapan tujuan didasarkan atas keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan tuna netra. Penetapan tujuan mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan dan konsep yang telah dimiliki dan belum dimiliki sehubungan dengan tujuan yang ditetapkan untuk dicapai.

1.      Tujuan dan Kebutuhan Keterampilan OM
Kebutuhan dalam materi pengetahuan dan keterampilan OM tunanetra dapat dilihat dari hasil penilaian (asessment). Dengan penilaian dapat dilihat dan terungkap tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tunanetra, keterampilan dan keterampilan yang dibutuhkan tunanetra.

2.      Tujuan dan Kemampuan Fisik
Tingkat kemampuan fisik dapat mempengaruhi penetapan tingkat tujuan. Tujuan dirancang untuk tunanetra mempunyai keterbatasan kemampuan fisik akan lebih sempit dan kecil. Tingkat kemampuan fisik menentukan perlu tidaknya modifikasi prosedur dan teknik penyampaian serta pemakaian teknik dalam OM.


3.      Tujuan dan Tingkat Akademis
Tunanetra yang mempunyai tingkat akademis yang baik, tujuan yang ditetapkan cukup dengan satu kali pertemuan, bagi yang akademisnya rendah mungkin perlu lebih dari satu kali pertemuan.

4.      Tujuan dan Kemampuan Indera
Kemampuan indera yang masih berfungsi dapat mempengaruhi penetapan tujuan, jenis kebutuhan materi keterampilan dan pengetahuan OM. Materi keterampilan OM yang dibutuhkan menimbulkan penetapan tujuan pengajaran yang harus dipertimbangkan kemampuan indera yang ada.

b.      Menyusun Tujuan
Tujuan yang ditetapkan harus dapat diukur dan diobservasi serta mengandung 4 komponen yaitu :
a.       Audience (Orang yang diberi pengajaran).
b.      Behavior (Komponen tingkah laku yang diharapkan).
c.       Condition (Kondisi diukurnya tingkat laku yang ditunjukkan).
d.      Degree (Tingkat keberhasilan).

c.       Kriteris Tujuan Pengajaran OM
Ada beberapa kriteris yang harus dipengaruhi untuk membua tujuan pengajaran dalam OM, yaitu :
1.      Tujuan pengajaran harus berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan daerah.
2.      Tujuan pengajaran harus ditetapkan, semua materi dalam program pengajaran harus merupakan kunci-kunci untuk tujuan tertentu.
3.      Tujuan pengajaran harus tidak terlalu komplek dan tidak terlalu luas.
4.      Tujuan pengajaran OM harus lengkap.



2.      Program Layanan OM
Program layanan OM pada dasarnya merupakan rangkaian semua aktivitas yang harus dilalui tunanetra apabila menghendaki dirinya mencapai tujuan akhir. Untuk mencapai tujuan akhir, program layanan tidak hanya menyangkut materi pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi juga menyangkut masalah pendekatan, sistem, langkah strategi pengajaran, waktu yang disediakan, dan pelaksana layanan OM.
a.      Program OM
Program OM adalah serangkaian garis besar renacana materi, bahan dan keterampilan yang dipersiapkan untuk diajarkan pada orang tunanetra sehingga ia mencapai tujuan akhir dari pengajaran keterampilan OM.
Menurut Randall K. Harley program OM dikelompokkan atas 5 bagian :
1)      Berhubungan dengan gerakan kasar (gross motor)
2)      Berhubungan dengan indra (sensory)
3)      Berhubungan dengan konsep (conceptual)
4)      Berhubungan dengan bepergian orang awas (sighted guide mobility)
5)      Berhubungan dengan bergerak mandiri (independent mobility).

3.      Pendekatan Dalam Layanan OM
Dalam batas-batas tertentu pendekatan kelompok dengan penjelasan verbal tentang materi yang bersifat teoritis dari keterampilan orientasi mobilitas dapat dilakukan. Akan tetapi apabila sudah menyangkut praktek harus dilakukan dengan pendekatan, individual.
Pendekatan individual banyak mendominasi dalam pengajaran keterampilan OM. Hal ini disebabkan karena :
  1. Tuna netra membawa dirinya dengan latar belakang yang berbeda satu sama lainnya. Ia datang dari keluarga dan lingkungan berbeda. Dengan demikian ia akan mempunyai masalah dan kemampuan yang berbeda pula di dalam melakukan gerak dan berpindah (mobilitas).
  2. Keterampilan OM harus dilakukan dengan praktek baik di kelas, diluar kelas bahkan diluar lingkungan sekolah. Kesalahan yang dilakukannya dalam praktek tentunya berbeda pula pada setiap tunanetra.
  3. Karena lingkungan yang digunakan praktek pengajaran keterampilan OM adalah lingkungan nyata (yang sebenarnya) tentunya pelaksanaan pengajaran tersebut mengandung resiko atau bahaya yang sangat tinggi.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tujuan, Program Dan Pendekatan Layanan Orientasi Dan Mobilitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel