-->

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar


1.      Aspek Fisik Sekolah
Yang terdiri dari bangunan sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan sekolah, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan. Menurut Azrul Azwar kegiatan yang dilakukan sekolah adalah :
-          Pengawasan terhadap sumber air.
-          Pengawasan terhadap makanan di sekolah.
-          Pengawasan terhadap pembuangan sampah.
-          Pengawasan terhadap tinja dan air limbah.
-          Pengawasan terhadap binatang serta pengawasan terhadap bangunan sekolah (1983: 67)

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar

a.       Pengawasan terhadap sumber air
Di sekolah sumber air hanya berbentuk sumur yang pengambilannya menggunakan sebuah ember kecil yang diberi tali berbentuk segi empat, tali karbon tanpa sambung sepanjang empat meter dengan kedalaman sumur empat meter.
b.      Pengawasan terhadap makanan di sekolah
Di sekolah terdapat penjual makanan ringan yang disediakan oleh masyarakat.
c.       Pengawasan terhadap pembuangan sampah terdiri dari dua belas buah yaitu :
1)      9 (sembilan) buah untuk ruang belajar (kelas).
2)      1 (satu) buah untuk ruangan kepala sekolah dan ruangan guru.
3)      1 (satu) buah untuk ruangan pustaka dan ruangan UKS.
4)      1 (satu) buah untuk kantor.
(Dari buku petunjuk pelaksanaan kesehatan sekolah, Soenya Poenomo. Tahun 1995) 
d.      Pengawasan terhadap tinja dan air limbah
Tinja atau tempat pembuangan air besar atau kecil hanya satu, tempat pembuangan tinja (WC), siswa diwajibkan untuk membersihkan WC secara bergantian, saluran air limbah dialirkan di samping kanan dan kiri serta belakang sekolah.
e.       Pengawasan terhadap binatang buas dan serangga
Untuk mengatasi keamanan dari binatang serangga atau binatang lainnya diusahakan di sekitar lingkungan sekolah diberikan rumput-rumput dipotong dan ditata seindah mungkin dan binatang kaki empat diawasi agar tidak masuk ke lokasi sekolah.
f.       Pengawasan terhadap bangunan sekolah
Bangunan perlu ada pengawasan baik dari kebersihan, keutuhan dan keamanan gedung yang lebih penting dalam hal pengawasan ini adalah penjaga sekolah.

2.      Aspek Mental
Mental adalah sikap dan tindakan-tindakan individu dalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Mental sering kali kurang mendapatkan perhatian dalam pengajaran pendidikan jasmani. Padahal mental berpengaruh besar dalam merealisasikan materi-materi yang akan disajikan oleh guru pendidikan jasmani. Program pengajaran maupun program latihan tidak dapat berjalan baik apabila para pelaku tidak memperlihatkan sikap, tindak tanduk dan kerjasama yang baik, saling emosi, tidak saling mempercayai.
Oleh karena itu kunci keberhasilan hal di atas ditentukan oleh mental pelaku (anak), walaupun kemampuan fisik dan teknik sudah diperbaiki. Apabila anak memiliki mental rendah, sulit untuk mengembangkan semua bentuk-bentuk dalam pengajaran atau latihan olahraga.
Bahwa kemungkinan-kemungkinan tindakan taktik dalam olahraga dibatasi oleh tingkat penguasaan komponen kondisi, tingkat keterampilan teknik, kemampuan daya fikir dan kemampuan psikis (mental) (Rothing dan grosing, 1985: 20) dalam Syafruddin (1996).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan anak yang memiliki kesehatan mental dapat mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawahan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa anak kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan jiwa dan penyakit jiwa. Sebagai guru pendidikan jasmani kita berkewajiban mendorong mengembang segala potensi yang ada pada anak, jangan sampai ada bakat yang tidak tumbuh dengan baik. Bakat yang tidak tumbuh dengan baik akan membawa kepada kegelisahan dan pertentangan batin. Dalam pergaulan dengan orang lain atau keluarga akan terlihat kaku dan mungkin tidak mengindahkan orang lain. Karena anak merasa menderita, sedih, marah kepada dirinya dan orang lain.
Mungkin orang mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat dan potensi yang ada padanya dengan baik, tapi kepandaian dan kecerdasan itu digunakan untuk menipu, mengambil hal orang lain atau menyengsarakan orang dengan fitnah-fitnah yang dibuat-buat. Maka orang termasuk orang yang kurang sehat mental.
Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan meresahkan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Zakiah Drajat, 1986: 13).
Yang dimaksud dengan fungsi jiwa seperti : pikiran, perasaan, sikap jiwa pandangan dan keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain (keharmonisan) yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbingan serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik) keharmonisan antara lain dengan keyakinan akan ajaran agama, keteguhan dalam mengindahkan norma-norma sosial, hukum, moral dan sebagainya.
Keabnormalan dalam emosi dan tindakan disebabkan terganggu kesehatan mental misalnya perasaan marah-marah tanpa sebab atau sebab yang remeh. Emosi lain seperti curiga tanpa alasan, takjub, gembira yang berlebihan dan sebagai orang yang sehat mental dan tidak mudah cepat putus asa, pesimis, optimis karena ia menghadapi semua rintangan atau kegagalan itu sebagai suatu pelajaran yang akan membawa sukses nantinya. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang akan dapat dianalisa, dicari sebab-sebab yang menimbulkan atau faktor-faktor penyebabnya. Dengan demikian dapat dijadikan pelajaran dalam usaha yang akan datang yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lalu.
Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya tidaklah mudah, karena tidak mudah diukur, diperiksa atau dilihat dengan alat-alat seperti halnya dengan kesehatan badan. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan tingkah laku atau perasaan. Karena seseorang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi goncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.
Keselamatan mental berpengaruh pada perasaan seperti cemas, iri hati, rendah diri, pemarah, bimbing dan kesehatan mental juga berpengaruh pada pikiran/kecerdasan, diantara gejala yang bisa dilihat sering lupa, tidak bisa konsentrasi pikiran tentang sesuatu hal yang penting, kemampuan berfikir menurun sehingga orang merasa anak tidak lagi cerdas. Jika didapati anak bodoh di sekolah, tidak mau belajar, pelupa, belum tentu akibat dari kecerdasannya yang terbatas akan tetapi mungkin sekali ia tidak mampu menggunakan kecerdasannya, bukan karena bodoh tetapi karena tidak ada ketenangan jiwa si anak disebabkan terutama oleh sikap orang tua yang memperlakukan anak dengan keras sehingga hilang ketenangan jiwa anak.
Kewajiban kita sebagai guru pendidikan jasmani di dalam pengajaran haruslah memperhatikan aspek-aspek psikologi anak-anak dan memberikan perhatian dan keterangan dan rasa aman bagi anak. Sehingga anak dapat belajar dengan tenang dan memperoleh ketenangan batin. Jika ada anak bermasalah kewajiban kita untuk mencari pemecahannya jangan sampai tindakan dan tingkah laku kita sebagai guru menyebabkan anak mengalami gangguan mental.
Fungsi mental di dalam pendidikan jasmani bagi anak sebagai berikut :
1)      Sebagai penggerak, pendorong dan pengarah untuk mencapai tujuan.
2)      Untuk kemampuan dalam berjuang (bertanding).
3)      Menguatkan untuk mencapai cita-cita.
4)      Mengukuhkan sikap sportif.
Bentuk-bentuk pembinaan mental di dalam pendidikan jasmani antara lain berulang-ulang mengajarkan yang sesuai dengan pertandingan, emmberikan latihan kondisi fisik, kekuatan, kelincahan, kecepatan, daya tahan, latihan teknik dan mengajarkan permainan beregu melalui kerjasama yang baik. Menanamkan semangat dalam usaha meningkatkan prestasi dalam melakukan latihan-latihan olahraga, di dalam pendidikan jasmani anak dituntut disiplin, sabar, kerjasama, saling menghargai teman, sikap sportif dan bisa menerima kekalahan. Untuk melatih disiplin kemandirian dimulai dari kebiasaan.
Latihan mental yaitu latihan yang lebih banyak menekankan pada pembentukan semangat berjuang, sikap pantang menyerah. Latihan mental dalam pendidikan jasmani adalah latihan untuk memperbaiki mental terutama bila anak berada dalam suatu situasi stress. Contoh anak akan menghadapi suatu pertandingan jangan ada perasaan bimbing atau ragu-ragu untuk menghadapi lawan. Anak harus memiliki keyakinan dan percaya diri, dengan cara itu dia akan berjuang untuk meraih kemenangan. Kemenangan diperoleh harus diperoleh secara jujur, tidak melakukan kecurangan. Jika anak kalah, maka ia harus menerima kekalahan itu dengan lapang dada, tidak ngotot. Apabila pertandingan itu betul-betul dilaksanakan sesuai dengan peraturan.
Keberhasilan pendidikan jasmani akan tercermin dalam sikap toleransi, tenggang rasa dan tanggung jawab anak ketika mulai bersosialisasi di luar rumah.
Pendidikan jasmani penting dalam pembinaan mental anak untuk melindungi anak dari pengaruh-pengaruh buruk yang merugikan anak itu sendiri dengan cara cerdik berakal.
Pendidikan Kesehatan Sekolah
Tujuan pendidikan kesehatan sekolah adalah untuk menambah pengetahuan, pandangan dan kebiasaan hidup sehat dan bertanggung jawab terhadap kesehatan, bahwa pendidikan diberikan dan ikut aktif dalam usaha kesehatan sekolah.
Bertitik tolak dari tujuan pendidikan kesehatan bahwa pendidikan kesehatan diberikan kepada siswa untuk membiasakan hidup sehat serta bertanggung jawab terhadap kesehatan dengan memberikan dasar-dasar kesehatan tentang hidup. Dengan adanya pendidikan kesehatan diharapkan anak didik dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat.
Sarana utama dari pendidikan kesehatan bukan saja pada anak didik tetapi juga pada lingkungan sekolah. Guru sebagai penanggung jawab UKS di sekolah dan bekerjasama dengan Departeman Kesehatan, disamping itu diberikan pada jam ekstrakurikuler dapat juga diambil dari Depkes RI. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dilaksanakan antara lain :
a)      Kegiatan oleh anak didik, guru.
b)      Bimbingan hidup sehat
c)      Kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam ranga pelayanan kesehatan (1990: 12)
Dari keterangan di atas jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan keterampilan disamping keterbatasan waktu pada kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan ekstrakurikuler misalnya mengenai kebersihan lingkungan seperti : kebersihan badan, kebersihan alat sekolah, pencegahan penyakit menular serta tahu cara menggunakan fasilitas kesehatan yang ada pada lingkungan.
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan program ke tiga dalam UKS, maksudnya adalah untuk memelihara dan meningkatkan serta mengetahui segala gangguan kesehatan yang mungkin terjadi, baik terhadap anak didik, guru maupun petugas lain.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk enjaga pola hidup sehat dan derajat kesehatan optimal. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan melalui Puskesmas, guru, siswa dan orang tua murid. Dengan adanya program UKS akan memudahkan tercapainya tujuan yang diprogramkan yaitu untuk meningkatkan hidup sehat serta menciptakan lingkungan sehat.
Unsur lain yang mempengaruhi adalah jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan, contohnya :
1)      Demonstrasi tentang cara-cara merawat bagian-bagian tubuh.
2)      Mengukur tinggi dan berat badan setiap enam bulan sekali.
3)      Usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menunjang usaha kesehatan sekolah agar dapat mencapai kegiatan anak didik yang sebaik-baiknya. Alat-alat yang ada di sekolah :
1)      Alat peraga kesehatan
2)      Lemari obat-obatan
3)      Alat ukur suhu

3.      Pembinaan Moral
Moral adalah keluwesan yang sesuai dengan norma-norma masyarakat, rasa tanggung jawab dari tindakan. Tujuan dari pembinaan moral ialah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, iklas, jujur, menghormati hak-hak orang lain, tahu membedakan buruk dengan baik, menghindari perbuatan yang tercela.
Pembentukan akhlak yang baik dikalangan pelajar dapat dilakukan dengan latihan-latihan berbuat baik, takwa, berkata benar, menepati janji, jujur dan tahu kewajiban, membantu yang lemah, pemeliharaan akhlak yang baik terlebih utama dari usaha memperbaikinya sudah rusak.
Pentingnya periode anak-anak dalam pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak-anak kepada tingkah laku yang baik sejak kecil. Pepatah lama mengatakan “pelajaran di waktu kecil ibarat melukis di atas batu, pendidikan di waktu besar ibarat lukisan di atas air”. (Alabrasyi Mohd. Athah, 1993: 105)
Untuk pendidikan moral dan akhlak menggunakan beberapa metoda antara lain, pendidikan secara langsung yaitu cara menggunakan petunjuk tuntutan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahaya sesuatu. Mendorong mereka membaca buku-buku, toko-toko pendidikan dan buku bermanfaat. Dengan mencegah anak-anak untuk membaca buku-buku porno dan merusak susila (moral).

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel