Makalah Tentang Hubungan Keterampilan Belajar Dengan Hasil Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, pengajaran,
bimbingan atau latihan serta keterampilan guna meningkatkan peranan peserta
didik dimasa yang akan datang sebagaimana yang dicantumkan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan adalah :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, agama, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikan dari waktu ke waktu atau dari tahun ke tahun perlu dilakukan setiap
jenjang pendidikan yang mengacu kepada peningkatan kecerdasan dan pengembangan
sumber daya manusia seutuhnya. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI
Bab 2 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreasi, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat akan besarnya peranan
keterampilan belajar yang baik dan efektif dalam meningkatkan perolehan hasil
belajar yang optimal maka perlu diketahui keterkaitan keterampilan belajar dan
hasil belajar.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diadakan kegiatan belajar yang merupakan kegiatan inti dan pelaksanaan
pendidikan sebagaimana yang dikemukakan W.S Winkel (1987 : 36) bahwa :
Belajar merupakan suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pemahaman pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
Untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pribadi dan
lingkungan. Menurut Slameto (2003 : 55) ada dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa yaitu “faktor intern (berasal dari dalam diri siswa) dan
ekstern (yang berasal dari luar siswa)”.
Pada dasarnya keterampilan belajar
merupakan kemampuan yang telah dimiliki oleh seseorang yang perlu dilatih untuk
mendapatkan keterampilan belajar yang baik di butuhkan pelatihan yang
berkesinambungan, sehingga memberi kemudahan bagi siswa untuk mencapai tujuan
belajar. Prayitno (1997:68) mengemukakan beberapa jenis keterampilan belajar
yang harus dimiliki oleh siswa yaitu sebagai berikut :
- Keterampilan mengatur waktu belajar.
- Keterampilan membaca buku.
- Keterampilan menghafal.
- Keterampilan mengikuti pelajaran di kelas.
- Keterampilan mencatat.
- Keterampilan meringkas buku.
- Keterampilan belajar kelompok.
- Keterampilan mengingat dan konsentrasi dalam belajar.
- Keterampilan menyelesaikan tugas sekolah.
- Keterampilan persiapan mengikuti ujian.
- Keterampilan ketahan dalam belajar.
Selanjutnya Gede Sedenayarsa : 2003
(dalam www.depdiknas.go.id) menyebutkan bahwa “keberhasilan dalam belajar
seseorang dipengaruhi oleh keterampilan belajar tersebut merupakan hasil dari
belajar sebelumnya”. Disekolah hasil belajar dapat dilihat dari segi penguasaan
siswa terhadap pelajaran yang diikutinya, bagaimana tingkat penguasaannya agar
bisa menguasai pelajaran tersebut tentunya siswa mesti memiliki ketrampilan
belajar yang baik.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang ada
beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa yaitu yang
menyangkut tentang keterampilan belajar, menyangkut keterampilan sebagai
berikut :
- Keterampilan mengatur waktu belajar.
- Keterampilan mengikuti pelajaran di kelas.
- Keterampilan menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
- Keterampilan mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.
- Keterampilan membuat ringkasan.
- Keterampilan belajar kelompok.
C. Tujuan
1.
Dapat memahami hubungan antara
keterampilan belajar dengan hasil belajar.
2.
Menentukan hubungan antara
keterampilan mengatur waktu belajar dengan hasil belajar.
3.
Hubungan antara keterampilan
mengikuti pelajaran dikelas dengan hasil belajar.
4.
Mengetahui hubungan antara
keterampilan dengan menyelesaikan tugas dengan hasil belajar.
5.
Mengetahui hubungan antara
keterampilan persiapan mengikuti ujian dengan hasil belajar.
6.
Mengetahui hubungan antara
membuat ringkasan dengan hasil belajar.
7.
Mengetahui hubungan antara
keterampilan persiapan mengikuti ujian dengan hasil belajar.
D. Manfaat
1.
Bagi guru pembimbing dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan siswa.
2.
Menambah pengetahuan dan dapat
memahami siswa khususnya menyangkut tentang keterampilan belajar yang diteliti
dengan hasil belajar siswa, serta sebagai pengembangan dan dapat mengungkap
beberapa ketrampilan belajar yang berhubungan dengan hasil belajar.
BAB II
KETERAMPILAN BELAJAR
A. Hakikat Belajar
- Pengertian
Banyak pendapat yang mengemukakan
tentang belajar diantaranya yaitu Slameto (2003 : 8) mengemukakan :
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang, perubahan yang relatif menetap dalam diri seseorang,
perubahan hasil dan proses ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan pemahaman sikap, dan tingkah laku.
Selanjutnya Nana Sudjana (1984 : 172)
mengemukakan “belajar pada hakekat adalah merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku dari seseorang yang disadarinya”. Belajar pada hakekatnya adalah
kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan tingkah
laku pada dirinya baik pengetahuan baru maupun keterampilan baru, maupun
pengalaman sikap dan nilai yang positif. Selanjutnya ditambahkan oleh Idrus
(1993 : 5) menyatakan bahwa “belajar merupakan kegiatan yang aktif dalam bentuk
mengamati, memikirkan, dan memahami sesuatu yang dipelajari”.
Ernest dan Hilgard dalam bukunya
Theories of Learning yang dikutip oleh Ahmadi (1990 : 14-15) memberikan
defenisi belajar sebagai berikut : “learning
is the process by wich an activity an originates or changed throug to producers
(wheter is laboratory or in the natural enviroment) as distinguistid to from
changes by factor not attributable to traning.”
Pengertian belajar oleh beberapa para
ahli teori belajar diantaranya Ahmadi (1990 : 14) mengatakan bahwa ahli
pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar adalah “suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat latihan-latihan”. Tingkah laku yang baru itu misalnya
dari yang tidak tahu menjadi tahu timbullah pengertian baru, timbul dan
berkembangnya sifat-sifat seksual dan emosional.
Senada dengan hal diatas Hyalim
Peorwanto (1992 : 84) mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman”.
Sejalan dengan hal diatas Tayonoi
Bloon (dalam Dimysti dan Mudjiono : 1999
: 17) tujuan belajar adalah “untuk mencapai perubahan tingkah laku pada diri
siswa”.
Dari pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan suatu pemahaman tentang hakikat belajar dimana hakikat belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu, perubahan itu nantinya
akan mempengaruhi pola pikir individu dalam berbuat dan bertindak, dimana
perubahan itu sebagai hasil dari pengalaman individu dalam belajar.
B. Prinsip-Prinsip Belajar
- Belajar harus berorientasi pada tujuan.
- Belajar merupakan proses yang kontinu.
- Belajar memerlukan kemauan yang kuat.
- Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor.
- Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil dari pada belajar secara terbagi-bagi.
- Proses belajar memerlukan metode yang baik.
Pada prinsipnya banyak hal yang
menjadi alasan seseorang untuk belajar (dalam Irsyad dan Elfi : 2004 : 7)
alasan mengapa seseorang itu belajar “karena disuruh, ingin dipuji, ingin
mendapat nilai bagus, ingin menguasai materi pelajaran yang diajarkan”.
Selanjutnya Arde H Fransen (dalam
Sumadi Suryabrata 2004 : 236-237) mengemukakan alasan seseorang belajar, yaitu
:
- Adanya sifat ingin tahu mengelidiki dunia lebih luas.
- Adanya sifat ingin kreatif yang ada pada manusia kekurangan untuk selalu maju.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua, guru dan teman.
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha-usaha yang baru.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
- Adanya ganjaran / hukuman sebagai akhir dari pelajaran.
Selanjutnya Abu Ahmadi (1996 : 17)
mengemukakan beberapa yang menjadi prinsip belajar, yaitu :
“Harus bertujuan dan terarah,
beberapa memerlukan bimbingan pemahaman atas hal-hal yang diperoleh
pengetahuan, latihan dan ulangan merupakan suatu yang aktif, harus disertai
dengan keinginan dan kemampuan yang kuat, belajar dianggap berhasil apabila
telah dianggapkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Belajar
- Faktor Intern
a.
Faktor jasmaniah
b.
Faktor psikologis
1)
Inteligensi
2)
Perhatian
3)
Minat
4)
Bakat
5)
Motif
6)
Keterampilan belajar
- Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh
terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu :
a.
Faktor keluarga.
b.
Faktor sekolah.
c.
Faktor masyarakat.
D. Ketrampilan Belajar
a.
Pengertian
Ketrampilan belajar (dalam Tim MKDK ;
2002 : 77) disebutkan bahwa ketrampilan belajar adalah “suatu ketrampilan yang sudah dikuasai oleh
seseorang untuk dapat sukses dalam menjalani pembelajaran di sekolah dengan menguasai
materi yang dipelajari.
Selanjutnya menurut Prayitno (2004 :
74) ketrampilan belajar bukanlah merupakan suatu unit tunggal, melainkan
merupakan rangkaian dari seluruh kegiatan yang sering terkait dan menunjang
penerapan ketrampilan belajar. Ketrampilan belajar dapat dikelompokkan sesuai
dengan kegiatan belajar yang dilakukan saat itu.
Ketrampilan belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang dengan kemampuan itu memberikan kemudahan
baginya untuk mencapai tujuan belajar, adapun ciri-ciri ketrampilan belajar
yaitu : perubahan yang didasari bukan direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu, ketrampilan memiliki banyak ragam sesuai dengan kebutuhan, untuk
mendapatkan ketrampilan belajar yang baik dibutuhkan pelatihan dan pembinaan
yang berkesinambungan. Senada dengan hal diatas Gede Sedanagarsa 2003 (dalam www.depdiknas.go.id) mengemukakan
“penguasaan keterampilan belajar tidak terjadi secara otomatis akan tetapi
diperoleh melalui latihan.”
b.
Tujuan Ketrampilan Belajar
Harefa 2000 (dalam www.go.yosep@yahoo.com)
Seorang siswa akan memperoleh ketrampilan belajar dan akhirnya
individu akan menciptakan kembali kepribadiannya melakukan suatu yang baru,
merasa hubungan yang lebih dengan dunia dan dapat memperluas proses pembentukan
kehidupan.
Ketrampilan belajar adalah teknik
atau cara yang digunakan oleh siswa baik dalam mengikuti pelajaran disekolah
maupun pada saat belajar dirumah sehari-hari. Cara dan teknik yang diterapkan
oleh seseorang juga berbeda-beda sehingga ketrampilan belajar belajar dimiliki
oleh individu juga akan berbeda. Thabrani (1995 : 57) mengemukakan “setiap
siswa memiliki gaya
dan cara tersendiri untuk belajar, apakah setiap orang memiliki minat yang
berbeda dalam mengikuti pelajaran sehingga cara belajarnyapun berbeda-beda
pula.
Berikut ini beberapa contoh perilaku
siswa yang menunjukkan bhwa siswa tidak memiliki ketrampilan belajar yang
kurang memadai sebagaimana diungkapkan Prayitno (2002 : 5) diantaranya :
1.
Kurang dapat memanfaatkan
kesempatan dan atau mengalami kesulitan menyusun kata-kata untuk bertanya
kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahaminya.
2.
Semua tugas dikerjakan,
termasuk yang sudah dikembalikan oleh guru dibiarkan begitu saja dan tidak
dijadikan sebagai bahan belajar berikutnya.
3.
Dalam belajar di kelas, tidak
berusahan menahan diri untuk tidak terganggu / menggangu temannya.
4.
Ceroboh dalam menjawab
pertanyaan soal ujian sehingga terjadilah kesalahan.
c.
Jenis-Jenis Ketrampilan Belajar
1.
Ketrampilan Mengatur Waktu
Banyak keluhan dari setiap siswa
menyangkut pengaturan jadwal. Agar tidak terjadi kekacauan dalam perencanaan
belajar. Abu Ahmadi (1991 : 42-43) menyatakan “salah satu masalah yang sering
dihadapi oleh siswa adalah kesukaran dalam mengatur waktu belajar”.
Selanjutnya Idrus (1993 : 45)
mengemukakan “banyak siswa mengeluh karena banyak kekurangan waktu belajar
sebenarnya mereka bukan kekurangan waktu, tetapi cara pengaturan waktu yang
tidap tepat”, dan selanjutnya Al-Falansani (1984 : 5) mengemukakan “untuk
memiliki keteraturan dalam belajar siswa harus membuat rencana kerja dan
waktunya”.
Untuk pelajar yang tidak memiliki
waktu yang terbaik bagi dirinya untuk belajar dan tidak mempunyai rencana
belajar yang tepat. Ahmadi (1990 : 43) mengatakan bahwa perlu adanya
pengelompokkan waktu sebagai berikut :
a.
Kelompokkan waktu sehari-hari
untu keperluan tidur, belajar dan seterusnya.
b.
Buatlah jadwal untuk
bermacam-macam pelajaran berikut urutannya yang seharusnya dipelajari setiap
hari.
c.
Berhematlah dengan waktu,
belajarlah dengan penuh konsentrasi dalam batas waktu yang ditentukan.
Selanjutnya Abu Ahmadi (1991 : 44)
menyatkan bahwa “lama masing-masing mata pelajaran yang disetiap kali
dipelajari oleh siswa tergantung pada diri mereka yang bersangkutan.”
2.
Ketrampilan Mengikuti Pelajaran
di Kelas
Pada dasarnya rangkaian kegiatan
mengikuti pelajaran yang efektif mencakup empat unsur yaitu :
a.
Sikap positif terhadap belajar
1)
Pandangan dan sikap siswa
terhadap proses belajar.
2)
Pandangan terhadap kehadiran
mengikuti pelajaran.
3)
Pandangan guru
4)
Pandangan yang positif terhadap
bahan dan gasilitas belajar.
b.
Mengikuti kegiatan belajar
1)
Memilih tempat duduk.
2)
Mencatat materi pelajaran.
3)
Bertanya dan menjawab.
4)
Mengemukakan pendapat dan
merespon.
Menurut Prayitno, dkk (2002 : 3)
masalah yang sering timbul dalam mengikuti pelajaran di kelas yaitu :
1)
Mengalami kesulitan dalam
mempersiapkan kondisi fisik dan psikis.
2)
Tidak mempersiapkan bahan dan
peralatan belajar.
3)
Tidak hadir dalam belajar /
sering absen.
4)
Memilih tempat duduk yang tidak
sesuai / tidak strategis.
5)
Sukar bertanya dalam belajar.
6)
Tidak mengemukakan pendapat
dalam belajar.
7)
Banyak materi pelajaran yang
tidak dikuasai.
8)
Catatan tidak lengkap.
Senada dengan hal diatas Gede
Sedenayarsa 2003 (dalam www.depdiknas.go.id)
menyebutkan bahwa “untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa, dilakukan
melalui kegiatan belajar mengajar” mengikuti kegiatan belajar identik dengan
melatih ketrampilan mengikuti pelajaran di kelas.
Sebagaimana dikemukakan Tylor (dalam
Mudjiran, dkk ; 2002 : 52) bahwa “diperkirakan keberhasilan dalam belajar 25 %
disumbangkan oleh faktor inteligensi 75 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Selain itu juga dikemukakan oleh
Prayitno (2002 : 5) bahwa “fenomena yang ada siswa dalam belajar baik dikelas
maupun diluar kelas sering mengalami bahwa berbagai kesulitan yang menunjukkan
bahwa mereka kurang memiliki ketrampilan dasar tentang belajar efektif.
3.
Ketrampilan Menyelesaikan Tugas
Ketrampilan menyelesaikan tugas
merupakan tekhnik yang digunakan oleh siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya. Menyelesaikan tugas salah satu cara mengatur dan
mengalokasikan waktu untuk tugas bagaimana harus menyelesaikannya.
Menurut Prayitno, dkk (2002 : 3)
mengemukakan “tugas merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, kemampuan
perlu diupayakan melalui kerja keras dengan semangat dan kemauan yang kuat” Tugas merupakan jalan
menuju keberhasilan-keberhasilan karena dengan selalu menyelesaikan tugas siswa
lebih mudah memahami apa yang telah dipelajari.
Selanjutnya Prayitno (1997 : 1)
menyatakan “biasanya siswa yang dalam studi sekolah senantiasa dibentuk untuk
menyelesaikan tugas tertentu untuk setiap mata pelajaran yang diikutinya.
Pengertian tugas menurut Thantawy
(2005 : 50) adalah “Sekumpulan kegiatan fisik dan mental yang mengatur
langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan”, sedangkan
Winkel (1996 : 277) menyatakan tugas adalah “kegiatan yang dilakukan individu
setelah mendapatkan instruksi dari seseorang”.
4.
Ketrampilan Persiapan Mengikuti
Ujian
Thabrani (1995 : 128) mengemukakan
bahwa “ujian diberikan untuk mengukur seberapa jauh kita menguasai ilmu yang
telah diberikan kepada kita” sering kali ujian juga ditujukan untuk mengetahui
seberapa luas dan kreatif pemikiran kita. Keberhasilan dalam menempuh ujian
sangat tergantung dari kegiatan belajar dan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Pola kegiatan belajar sudah menjadi kebiasaan maka ujian tidak perlu lagi
menjadi sesyaty hal yang menakutkan.
Selanjutnya menurut Prayitno, dkk
(2002 : 6) mengemukakan “menjelang ujian semua buku harus dibaca dan disiapkan
untuk dipelajari kembali, semua catatan tersusun rapi dan siap diulang, semua
tugas harus sudah selesai dan pikiran harus terkonsentrasi untuk materi
pelajaran”.
Menurut Al-Falansani (1984 : 46-47)
menyatakan bahwa “belajar mati-matian setelah ujian diambang pintu pada umumnya
tidak akan banyak menolong, akan tetapi jika ia sejak awal aturan belajar
teratur, mengatur waktu belajar, membaca buku, membuat ringkasan menghafal
pelajaran sesuai dengan pedoman yang sudah ada”.
Selanjutnya Kartini Kartono (1985 :
36) disebutkan kapankah sebaiknya persiapan itu dimulai dilakukan yaitu :
a)
Pelajar akan berhasil dalam
belajar bila mengulangi pelajarannya beberapa kali selama satu periode.
b)
Mengulang secara teratur dengan
menyediakan waktu satu jam pelajaran setiap minggu, mengulang pokok-pokok yang
penting dari setiap pelajaran.
c)
Bila waktu tes sudah dekat
perlu mengadakan persiapan khusus menjelang tes, paling lambat seminggu sebelum
ujian.
Senada dengan hal diatas Prayitno
(2002 : 8) mengemukakan persiapan ujian menyangkut tentang persiapan fisik dan
mental yaitu: “cukup tidur, jangan panik, bersikap positif, mengulang sambil
bersantai dimalam sebelum ujian, bersiap sebelum berangkat, pilih tempat duduk
yang tepat, jangan tegang”.
Senada dengan hal diatas Sudarmono
(1993 : 20) mengemukakan beberapa persiapan praktis sebelum ujian agar berhasil
belajar diantaranya :
a)
Makan pagi seperti biasa yang
bergizi.
b)
Tidur dan istirahat.
c)
Datanglah tepat pada waktunya.
d)
Mempersiapkan peralatan untuk
ujian
e)
Perhatikan pengumuman lisan
bila ada informasi.
f)
Jangan membuang-buang waktu.
g)
Perhitungkanlah waktu yang
tersedia dengan jumlah soal.
5.
Ketrampilan Membuat Ringkasan
Menurut Sudarmanto (1993 : 50) adapun manfaat dari
membuat ringkasan diantaranya :
a)
Membatu mengingat ide-ide atau
fakta-fakta.
b)
Membedakan ide-ide yang
berlawanan.
c)
Mempertanyakan kebenaran dan
ketepatan pernyataan.
d)
Menaruh perhatian pada bagian
yang memiliki bobot dan makna yang penting.
Selanjutnya Ahmadi (1990 : 72)
menyatakan “usaha yang tepat untuk merencanakan suatu buku ialah dengan membuat
ringkasan atau rangkuman” suatu ringkasan yang baik merupakan bantuan yang
sangat berharga bagi setiap siswa.
Lebih lanjut Ahmadi menyatakan bahwa
: “untuk membuat ringkasan sebaiknya menggunakan kata-kata atau tanda-tanda
agar mudah untuk mengingat-ingatnya”.
6.
Ketrampilan Belajar Kelompok
a)
Dapat merangsang motivasi
belajar
b)
Adanya tempat bertanya dan
orang lain dapat melakukan koreksi kesalahan kita.
c)
Dapat membantu timbulnya
asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat.
d)
Bisa jadi tempat ngobrol.
e)
Bisa terjadi kesalahan
kelompok.
Sementara menurut Ahmadi (1990 : 89)
keuntungan belajar kelompok :
a)
Dalam kelompk belajar lebih
banyak yang turut memikirkannya.
b)
Siswa dapat memotivasi belajar
yang lebih besar karena rasa tanggung jawab bersama.
c)
Dalam kelompok belajar lebih
sanggup melihat kekurangan-kekurangannya.
d)
Keuntungan kelompok tersebut
akan diberikan kepada semua anggota kelompok berbuat konstruktif, berfikir
kreatif terhadap pokok masalah yang sedang dibicarakan dan menyumbangkan
pengalamannya serta pengetahuan.
E. Hasil Belajar
Keberhasilan dan kegagalan siswa
dalam belajar dapat dilihat berdasarkan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) keberhasilan dan kegagalan menurut Penilaian
Acuan Norma dan menggunakan nilai rata-rata kelas dan simpanan baku, sedangkan
PAP adalah penilaian berdasarkan kriteria sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana (1995 : 06) bahwa :
Penilaian Acuan Norma yaitu batas kelulusan aktual dan batas lulus
ideal. Batas lulus tersebut mengisyaratkan penggunaan nilai rata-rata kelas dan
simpanan buku, sedangkan Penilaian Acuan Patokan adalah batas lulus purposif
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu.
Lebih lanjut Nana Syaodin Sukmadinata
(2003 : 163) mengemukakan “faktor-faktor penting yang mempengaruhi hasil
belajar siswa ada pada usaha dan keberhasilan belajar, faktor-faktor tersebut
dapat bersumber dari dirinya dan dari luar individu.”
Selain itu menurut Benyamin Bloom
(dalam Nana Sudjana; 1995 : 22)
“Hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, efektif,
psikomotorik. Disekolah ranah kognitif dapat dilihat pada pengetahuan yang
diterima anak setelah memberikan materi pelajaran di kelas. Ranah efektif di
tampilkan melalui kehadiran anak di kelas, karena kehadiran di kelas juga
menentukan nilai yang akan diperolehnya dalam setiap pelajaran. Ranah
psikomotor dapat dilihat dari tugas-tugas yang dikerjakan anak dan keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh setiap guru mata pelajaran.
Menurut Hetrawan (2006 : 52) hasil
belajar merupakan proses belajar, perilaku aktif dalam belajar adalah siswa.
Hasil belajar juga merupakan proses belajar atau proses pembelajaran. Senada
dengan hal diatas Farmi Zola (2003 : 60) menjelaskan perilaku aktif
pembelajaran adalah guru dengan demikian hasil belajar merupakan yang dipandang
dari 2 sisi pertama hasil belajar siswa, tingkat perkembangan mental sedangkan
guru hasil belajar saat terselesaikan bahan pelajaran, hal ini terkait dengan
tujuan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan pada Bab Pembahasan dapat diperoleh kesimpulan.
1.
Ketrampilan mengatur waktu
belajar, berkonsentrasi positif dengan hasil belajar siswa artinya semakin
tinggi dengan mengatur waktu belajar maka hasil belajar yang diperoleh akan
semakin tinggi dengan mengatur waktu belajar artinya siswa melaksanakan seluruh
kegiatan dengan teratur dalam belajar sehingga menjadikan siswa disiplin dalam
setiap kegiatan yang dijalaninya, dengan demikian kegiatan belajar dapat
terlaksana sesuai dengan yang telah di jadwalkan.
2.
Ketrampilan mengikuti pelajaran
di kelas tidak terkoreksi positif dengan hasil belajar siswa, artinya semakin
tinggi ketrampilan mengikuiti pelajaran di kelas tidak dapat disimpulkan akan
semakin tinggi hasil belajar yang akan diperoleh dengan kata lain ketrampilan
mengikuti pelajaran di kelas tidak dapat memprediksi bagaimana hasil belajar
yang diperoleh sehingga siswa tidak mengikuti dengan optimal seluruh kegiatan
belajar hal tersebut berasal dari guru maupun siswa.
3.
Ketrampilan menyelesaikan tugas
berkorelasi positif dengan hasil belajar. Artinya semakin tinggi keterampilan
menyelesaikan tugas maka hasil belajar yang diperoleh akan semakin tinggi.
4.
Keterampilan persiapan
mengikuti ujian berkorelasi positif dengan hasil belajar. Artinya semakin
tinggi keterampilan persiapan mengikuti ujian maka hasil yang diperoleh akan
semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan persiapan mengikuti ujian
memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar. Dengan mempersiapkan
diri jauh-jauh hari sebelum ujian secara fisik dan psikis serta persiapan
belajar yang matang-matang sehingga siswa bisa mengikuti ujian dengan tenang.
5.
Keterampilan membuat ringkasan
juga berkorelasi terhadap hasil belajar artinya membuat ringkasan dapat
membantu kita mengingat ide-ide atau fakta-fakta, dapat membedakan ide-ide atau gagasan-gagasan.
6.
Keterampilan belajar kelompok
juga berkorelasi positif terhadap hasil belajar siswa. Artinya dalam belajar
kelompok siswa dapat memotivasi belajar yang lebih baik dan mempunyai rasa
tanggung jawab bersama.
Setiap kegiatan belajar akan berakhir
dengan hasil belajar tiap siswa terkumpul dalam himpunan hasil belajar. Bahan
mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau
ujian yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan
bahan berharga bagi guru dan siswa bagi guru berguna untuk melakukan perbaikan
mengajar dan evaluasi, sedangkan bagi siswa hasil belajar berguna memperbaiki
cara-cara lebih baik dalam belajar.
B. Saran
Siswa untuk dapat memiliki dan
menerapkan keterampilan belajar yaitu persiapan menjalani belajar dan
menyelenggarakan kegiatan setelah belajar. Bagi siswa yang memiliki
keterampilan belajar yang rendah untuk dapat memperbaiki dan merubahnya dan
bagi siswa yang memiliki dan menerapkan keterampilan yang sedang-sedang saja
untuk dapat meningkatkan keterampilan belajarnya. Dan bagi siswa yang memiliki
keterampilan belajar yang tinggi untuk dapat mempertahankannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1991. Psikologi
Umum. Jakarta
: Rineka Cipta.
A. Muri Yusuf. 1997. Statistik Pendidikan. Padang
: FIP UNP.
AL Falansanni Judi. 1992. Kunci Sukses Belajar. Semarang
: CV. Aneka Ilmu.
Dimyanti Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta
: Rineka Cipta.
Idrus. 1993. Kiat
Sukses Belajar. Pekalongan : CV. Bahagia.
Kartini Kartono. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Pekalongan : PT.
Raja Grafindo.
Mudjoran, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Padang
: FIP UNP.
Hana Sudjana. 1999. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah.
Hyalim Poerwanto. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung
: Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2004. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung
: Sinar Baru Algesindo Offset.
Prayitno, dkk. 2002. Seri Ketrampilan Belajar. Padang
: Depdiknas.
Sumadi Surya Brata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta
: Rajawali Press.
Thabrani Hasbullah. 1995. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta
: PT. Raja Grafindo.
Abu Ahmadi, 1991. Teknik
Belajar Efektif. Jakarta
: Rineka Cipta.
0 Response to "Makalah Tentang Hubungan Keterampilan Belajar Dengan Hasil Belajar"
Posting Komentar